Selamat datang di Leira Buah Tropis...Berkebun Bersama Ariel...GO GREEN INDONESIA!!!

Sunday 22 December 2013

Lubang Tanam, Langkah Awal Yang Sangat Menentukan


Menyaksikan tanaman buah yang tumbuh dengan sehat dan kuat serta mampu berbunga dan berbuah dengan optimal menjadi impian yang sangat diharapkan oleh semua orang yang menanam tanaman buah, baik itu di halaman maupun di lahan kebun yang khusus dipersiapkan untuk hal tersebut. Umumnya menjelang dan saat musim penghujan tiba, pergerakan bibit tanaman akan terasa luar biasa karena berbondong-bondong orang memanfaatkan momen yang bagus ini untuk segera membeli dan menanam bibit tanaman buah, bahkan tidak sedikit orang yang menyiapkan bibit tersebut jauh-jauh hari sebelumnya untuk mendapatkan bibit yang tumbuh subur dan siap untuk segera dipindah tanamkan di lahan atau kebun.

Persiapan awal yang harus dilakukan sebelum menanam selain persiapan bibit yang baik adalah persiapan pembuatan lubang tanam yang kelihatannya merupakan hal yang sangat sepele, namun kesalahan kecil dalam pembuatan lubang tanam akan sangat berpengaruh terhadap kualitas pertumbuhan tanaman selanjutnya. Pengaruh tersebut akan berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang dan sangat mungkin dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak sesuai dengan yang diharapkan (pertumbuhan lambat, mal nutrisi, waktu tunggu tanaman berproduksi menjadi lebih lama, tanaman rentan terhadap serangan hama penyakit, dan sebagainya). Oleh karena itu lubang tanam harus dipersiapkan dengan baik, sebaik kita mempersiapkan bibit sebelum menanam.   

Manajemen lubang tanam dimulai dengan memodifikasi ruang tumbuh akar pada awal pertumbuhan tanaman dengan menyediakan ruang tumbuh yang ideal, khususnya bagi pertumbuhan akar. Bibit yang ditanam umumnya adalah bibit yang berukuran kecil, kurang dari 1,5 meter bahkan ukurannya bisa lebih kecil lagi, hanya 0,5 meter misalnya. Ibarat bayi atau balita yang sedang tumbuh, lingkungan pertumbuhan adalah sesuatu hal yang bersifat kritis, artinya lingkungan tumbuh yang baik akan mendukung pertumbuhan bibit menjadi lebih baik, begitu sebaliknya. Dengan menyediakan ruang tumbuh yang ideal, akar tanaman akan tumbuh dengan optimal untuk mendukung pertumbuhan tanaman di atas tanah. Manifestasi kualitas pertumbuhan akar yang baik tercermin pada pertumbuhan tanaman yang sehat dan kuat, dan sebaliknya kualitas pertumbuhan tanaman akan terlihat lambat dan jelek jika pertumbuhan akar di dalam tanah terhambat.

Berikut langkah-langkah dalam manajemen pembuatan lubang tanam :



Siapkan bibit tanaman buah yang hendak ditanam terlebih dahulu. Ukuran tinggi bibit (dalam satuan meter) bukanlah hal yang mutlak, namun disarankan lebih baik menanam bibit berukuran cukup besar dengan tinggi bibit minimal 1 meter, terlebih jika bibit tersebut hendak ditanam di lahan atau kebun yang jauh dari domisili tempat tinggal si penanam dan tidak diawasi penuh setiap hari. Bibit berukuran besar tentu saja mempunyai batang yang relatif lebih besar dengan sistem perakaran yang telah tumbuh baik dan membesar sehingga mampu menopang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan pasca penananaman di lahan. Namun jika hendak ditanam di halaman depan/belakang rumah, bibit berukuran kecil pun bukan merupakan masalah karena bisa diawasi dan dirawat setiap hari, mulai dari penyiraman (jika tidak ada hujan), pengendalian gulma di sekeliling perakaran, pemupukan, maupun pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman.



Tentukan titik letak penanaman di halaman atau kebun dengan mempertimbangkan jarak tanam yang dikehendaki (berkaitan dengan populasi tanaman per satuan luas). Bersihkan sekeliling calon lubang tanam dari rumput, sampah, maupun batuan yang mungkin terdapat di situ.



Gali lubang tanam dengan ukuran minimum 50x50x50 cm untuk bibit tanaman berukuran kecil (tinggi 0,5 meter), ukuran 75x75x75 cm untuk bibit tanaman berukuran sedang (tinggi 1 meter), dan ukuran 100x100x100 cm untuk bibit tanaman berukuran besar (tinggi 1,5 meter atau lebih)



Bersihkan lubang tanam yang telah jadi dari batu, kerikil, sisa akar, maupun kotoran lainnya sehingga lubang tanam terlihat bersih dan rapi.



Taburkan pupuk fosfat dalam bentuk Rock Phosphate (RP), Triple Super Phosphat (TSP), atau SP36 (Super Phosphat 36), di bagian bawah lubang tanam sebanyak 100 gram untuk lubang tanam ukuran 50x50x50 cm, sebanyak 150 gram untuk lubang tanam ukuran 75x75x75 cm, dan sebanyak 200 gram untuk lubang tanam berukuran 100x100x100 cm.

Unsur fosfat sangat dibutuhkan tanaman untuk membentuk akar dan sistem perakaran yang kuat pada awal pertumbuhan tanaman, dan pemberian unsur fosfat dengan jumlah cukup pada saat pembuatan lubang tanam akan sangat membantu dalam penyediaan unsur fosfat tersebut bagi akar dan tanaman muda secara keseluruhan, sehingga tanaman akan tumbuh lebih baik dan lebih cepat. 



Siapkan pupuk kandang (pukan) dalam bentuk kotoran hewan (kohe) matang dan terfermentasi sempurna dalam jumlah secukupnya, tergantung pada jenis-jenis tanah setempat. Untuk jenis tanah-tanah berat yang liat dengan kandung fraksi lempung yang tinggi, bisa menggunakan komposisi 1 hingga 1,5 bagian pukan/kohe dicampur dengan 3 bagian tanah. Untuk jenis tanah sedang dengan kandungan fraksi lempung, debu, dan pasir seimbang, dapat dicampurkan 2 bagian pukan/kohe dengan 3 bagian tanah. Sementara pada tanah-tanah dengan kandungan fraksi pasir yang tinggi, menggunakan komposisi 2 hingga 3 bagian pukan/kohe dicampurkan dengan 3 bagian tanah.  

Sebagaimana telah diulas panjang lebar pada postingan sebelumnya (Media Tanam Tabulampot), pemberian bahan organik dalam bentuk pukan/kohe akan sangat banyak membantu dalam menambah jumlah bahan organik tanah, memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah (crumb) sehingga menjadi tempat pertumbuhan akar yang sangat ideal, perkembangan akar menjadi lebih cepat dan bisa menyebar dengan baik dalam waktu yang lebih singkat. Pemberian pupuk kandang juga dapat menjamin ketersediaan pasokan hara-hara makro dan mikro esensial dari hasil perombakan (dekomposisi) bahan organik di awal pertumbuhan tanaman di lahan. Selain itu, pemberian bahan organik berarti menciptakan lingkungan yang sangat baik bagi mikrobia (jasad renik), baik yang ada di dalam pukan/kohe itu sendiri maupun yang ada di dalam tanah. Dari lingkungan yang baik tersebut akan sangat membantu terjadinya proses perombakan/peruraian bahan organik yang menghasilkan begitu banyak hara-hara makro dan mikro esensial sebagaimana yang telah disebutkan di atas. 

Tidak ada patokan jenis/macam pukan/kohe yang baik untuk digunakan sebagai bahan campuran tanah di dalam lubang tanam, namun sebaiknya menggunakan pukan/kohe yang berasal dari ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing, domba) maupun kuda dan kelinci. Jangan lupa untuk menggunakan pukan/kohe yang telah terdekomposisi sempurna (rasio C/N kurang dari 15%) untuk menghindari efek terbakar (burning effect) yang bisa menyebabkan kematian tanaman.



Jika diperlukan, lakukan penyaringan tanah galian lubang tanam menggunakan saringan kawat strimin dengan ukuran lubang saringan 1 cm, gunanya untuk memisahkan batuan kecil (kerikil) sekaligus kotoran-kotoran lainnya yang mungkin terdapat di dalam tanah (sampah plastik, potongan kayu, dan sebagainya) yang bisa mengganggu pertumbuhan akar tanaman muda.



Tanah dan pukan/kohe dengan perbandingan volume yang tepat telah siap untuk diaduk

 

Lakukan pengadukan merata secara manual pada saat pencampuran tanah dan pukan/kohe dan ulangi proses pencampuran dan pengadukan tersebut sebanyak 2 hingga 3 kali agar tanah dan pukan/kohe dapat tercampur sempurna membentuk campuran yang homogen.



Campurkan kembali pupuk yang mengandung fosfat dalam bentuk pupuk TSP (Triple Super Phosphat), SP36, maupun pupuk RP (Rock Phosphat), dengan jumlah yang disesuaikan dengan ukuran lubang tanam, berkisar antara 50 hingga 150 gram per lubang tanam, yang diberikan pada saat pengadukan tanah dengan pukan/kohe. Pupuk yang mengandung fosfat ini berfungsi sebagai starter yang bagus bagi pertumbuhan awal akar tanaman pasca penanaman di lahan, dengan demikian akar akan tumbuh lebih banyak dan lebih kuat untuk mendukung pertumbuhan tanaman di lahan.



Masukkan kembali campuran tanah/kohe ke dalam lubang tanam hingga batas tinggi leher akar bibit yang akan ditanam. Padatkan tanah pada semua bagian sisi samping lubang untuk menghindari efek longsor jika tersiram air atau terkena hujan deras, agar bibit yang ditanam tidak berubah posisi setelah bibit di tanam.



Robek plastik dan keluarkan bibit dari plastik polybag, letakkan bibit pada bagian tengah lubang tanam dengan kedalaman yang disesuaikan. Masukkan kembali campuran tanah dan pukan/kohe di sekeliling lubang, menutupi semua akar tanaman hingga batas tinggi yang disarankan adalah sebatas leher akar bibit tersebut dan tidak mencapai titik sambungan (jika berasal dari bibit okulasi atau sambung sisip atau sambung pucuk).



Padatkan tanah di sekeliling bibit agar bibit berdiri dengan tegak, tidak miring ke salah satu sisi yang bisa menyebabkan arah pertumbuhan tanaman menjadi jelek pada akhirnya.



Pemadatan tanah di sekeliling tanaman sangat diperlukan agar tanaman dapat berdiri dengan tegak dan kokoh. Campuran tanah dan pupuk kandang dalam jumlah cukup akan bersifat sangat gembur sehingga meski ditekan dan diinjak-injak pada saat pemadatan, tanah akan tetap gembur. Selain itu pemadatan tanah juga bertujuan untuk mengisi semua ceruk di bagian samping yang mungkin belum terisi oleh campuran tanah dan pupuk kandang sehingga dapat dihindari tanah yang berlubang saat lubang tanam disiram air.



Segera siramkan air dalam volume secukupnya (10 - 20 liter) ke tanaman agar tanah menjadi basah dan jenuh oleh air, sekaligus menghindarkan tanaman menjadi layu pasca penanaman. Sangat disarankan untuk mulai menanam pada awal musim penghujan agar tanaman mendapat pasokan air secara kontinyu sehingga tanaman dapat tumbuh dengan subur. Namun tidak menutup kemungkinan untuk memulai membuat lubang tanam dan menanam pada musim kemarau asalkan tersedia sumber air dalam jumlah yang cukup untuk penyiraman secara teratur.



Taburkan kapur dolomit yang mengandung unsur Calsium dan Magnesium untuk menjaga kestabilan pH (derajat kemasaman) tanah sekaligus memberi asupan nutrisi bagi tanaman muda yang ditanam di lahan terbuka. Pemberian kapur dolomit adalah hal yang penting bagi tanaman, khususnya pada proses pembentukan tunas-tunas baru bagi tanaman muda serta memasok hara magnesium yang menjadi penyusun utama klorofil di daun. Diharapkan dengan segera agar tanaman mampu untuk berfotosintesis secara sempurna sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik di lahan.



Hal penting lainnya pasca penanaman selesai dilakukan adalah pengendalian gulma, terlebih jika lahan berada di tempat yang jauh. Pertumbuhan tanaman muda sangat dipengaruh oleh persaingannya dengan gulma yang tumbuh dengan cepat di sekeliling tanaman muda tersebut. Persaingan tanaman muda dengan gulma lebih ke arah perebutan hara dan air yang bersifat kritis bagi tanaman muda tersebut. Segera kendalikan pertumbuhan gulma dengan penyiangan manual/mekanis jika jumlah tanaman sedikit dan dekat dengan jangkauan tempat tinggal, namun jika jumlah tanaman tergolong cukup banyak di lahan yang jauh, lakukan pengendalian gulma secara kimiawi. Gunakan herbisida (racun rumput) berbahan aktif isoprofil amina glifosat (contoh : RoundUp, SunUp, Rambo, Basmilang) yang dicampur dengan herbisida berbahan aktif 2,4D amina (contoh : DMA6, Lindomin) dengan takaran mengikuti anjuran di label kemasan herbisida. Kombinasi dua bahan aktif herbisida tersebut mampu mengendalikan dan menekan pertumbuhan gulma rumput dan beberapa gulma berdaun lebar dalam kurun waktu 2 hingga 3 bulan berikutnya. Penyiangan kimiawi berikutnya dapat dilakukan dengan melihat suksesi gulma yang tumbuh pada tempat yang sama.


Contoh beberapa bibit tanaman buah yang telah ditanam dengan panduan cara tersebut :


Klengkeng "Wusan" pasca penanaman di lahan
Durian "Pelangi Manokwari" berkaki 3 ala Durian Bawor pasca penananam di lahan

Mangga "Khiosawoei Cross" pasca penananam di lahan

Klengkeng NN (golongan temperate) pasca penanaman di lahan

Sawo Jumbo "Vietnam" pasca penanaman di lahan
Mangga "Lancetilla" pasca penanaman di lahan
Jeruk Keprok "Terigas" pasca penanaman di lahan
Mangga "three in one" pasca penanaman di lahan




Pada kasus tertentu, lubang tanam dipersiapkan jauh lebih awal sebelum musim penghujan tiba, kira-kira 2 atau 3 bulan sebelumnya sambil menunggu bibit tanaman tumbuh menjadi lebih besar dan lebih sehat di dalam polybag. Masukkan campuran tanah dan pupuk kandang ke dalam lubang hingga hampir penuh, jangan dipadatkan karena media tanam akan turun dengan sendirinya ke dalam lubang. Berikan ajir bambu bagian tengah lubang tanam untuk menandai titik penanaman jika musim hujan telah tiba atau pada saat bibit telah siap untuk di tanam di lahan tersebut.

Jika telah tiba waktunya untuk menanam, cabut tanda ajir bambu dan lubangi bagian tengah sebesar ukuran polybag tanaman, masukkan tanaman pada lubang lalu padatkan tanah sekeliling bola akar dengan tanah. Terakhir, siram dengan air hingga jenuh dan tanaman telah siap untuk tumbuh membesar dan sehat di lahan tersebut.


Selamat mencoba dan Go Green Indonesia

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More