Selamat datang di Leira Buah Tropis...Berkebun Bersama Ariel...GO GREEN INDONESIA!!!

Friday 25 October 2013

Media Tanam Tabulampot


Media tanam tabulampot dengan komposisi 1 bagian tanah sedang + 1 bagian pupuk kandang + 1 bagian sekam segar


Salah satu topik yang paling sering ditanyakan oleh pembaca blog ini yang menelepon atau mengirim email ke saya adalah bagaimana cara membuat media tanam untuk tabulampot ?, beberapa di antara mereka mengeluhkan problem pertumbuhan tanaman yang sangat lambat, tanaman yang terlalu cepat layu meski sering disiram, media tanam yang mengeras meski sering didangir, dan sebagainya.
Jika hal ini ditanyakan ke nursery tempat orang biasanya memperoleh sarana untuk menanan dan berkebun, maka jawaban tiap nursery akan berbeda-beda, karena mereka mempunyai kebiasaan sendiri untuk memformulasi media tanam untuk tanaman yang mereka jual, di sisi lain komposisi media tanam tersebut tentu saja akan berbeda antara untuk tanaman yang dikoleksi sendiri dengan tanaman yang dipajang untuk dijual. Media tanam untuk tanaman yang akan dijual biasanya dibuat seringan mungkin dengan mengurangi jumlah tanah dan memperbanyak proporsi bahan lainnya seperti sekam, cocopeat, cocofiber, cocoblock, kompos kasar dedaunan, serbuk arang, pecahan arang, serbuk kayu hasil gergajian, serta serasah tanaman (cincangan akar, ranting, dan daun). Tujuannya tentu saja adalah efisiensi untuk menekan biaya per satuan jumlah bibit serta memperingan bobot tanaman secara keseluruhan agar memudahkan dalam proses pengiriman ke tempat atau daerah yang jauh, bahkan pengiriman antar pulau.
Media tanam tabulampot sebaiknya harus dilihat dalam konteks bahwa media tanam harus bisa memberikan dukungan optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga pada akhirnya media tanam harus bisa memberikan dukungan secara fisik, kimia, maupun biologis. Dukungan fisik adalah kemampuan media tanam dalam memberikan ruang tumbuh optimal bagi akar, menyediakan proporsi pori makro bagi penyediaan air/lengas tanah serta proporsi pori makro bagi penyediaan oksigen untuk pernafasan akar. Keadaan ideal seperti ini hanya bisa terjadi jika dilakukan modifikasi terhadap struktur tanah. Struktur mampat pada tanah harus dimodifikasi agar struktur menjadi lebih remah (crumb), sementara struktur tanah lepas harus dimodifikasi juga agar menjadi lebih remah sehingga bisa “dipegang” oleh akar tanaman. Secara kimiawi, media tanam juga harus memberikan dukungan dengan kemampuaannya menerima, mengikat dan melepaskan unsur hara alami yang dikandungnya maupun penambahan unsur hara yang diberikan dalam bentuk pupuk, baik organik maupun anorganik. Dan yang terakhir adalah dukungan biologis media tanam yang diwujudkan dalam bentuk tersedianya ruang tumbuh yang optimal bagi kehidupan mikrobia-mikrobia tanah untuk menjalankan aktifitas kehidupan dalam membongkar bahan atau senyawa organik di dalam media tanam. Hasil akhir dekomposisi bahan atau senyawa organik adalah berupa hara-hara yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Jika melihat ukuran pot yang terbatas, media tanam harus dibuat subur secara fisik, subur secara kimia dan tentu saja subur secara biologis agar keterbatasan volume dalam pot tersebut mampu memberikan dukungan optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ketiga kesuburan tersebut bisa diperoleh dengan memodifikasi media tanam dengan mencampurkan beberapa bahan dengan proporsi tertentu. Berdasarkan pengalaman, saya biasa membuat media tanam dengan 3 bahan utama, yakni tanah, pupuk kandang, dan sekam padi.
Di Indonesia yang beriklim tropis, variasi jenis tanah menjadi sangat banyak dengan kandungan fraksi tanah dan tingkat kesuburan yang berbeda. Fraksi penyusun tanah terdiri dari fraksi lempung yang bersifat liat (sehingga sering disebut sebagai tanah liat), fraksi debu yang mudah terdispersi oleh air, serta fraksi pasir pada tanah-tanah yang berdekatan dengan gunung berapi aktif. Kandungan fraksi lempung, fraksi debu, dan fraksi pasir pada setiap jenis tanah tentu saja berbeda-beda. Ada jenis tanah yang dominan berisi fraksi lempung (biasanya berwarna hitam, kehitaman, merah, merah kecoklatan), dominan berisi fraksi debu (berwarna coklat muda, coklat kekuningan), serta tanah dengan fraksi pasir yang dominan (berwarna hitam keabuan). Dari beragam jenis tanah yang berbeda-beda kandungan fraksi penyusun tanahnya, ditemukan beberapa jenis tanah dengan komposisi lempung, debu, dan pasir yang seimbang. Tanah –tanah dengan komposisi seimbang ini relatif lebih mudah jika dijadikan campuran media tanam, namun ketersediaannya hanya terbatas di daerah-daerah tertentu saja. Yang paling mudah adalah menggunakan tanah setempat yang berasal dari daerah sekitar tempat tinggal kita. Sebagai panduan sederhana, gunakan panduan warna tanah yang ada di sekitar kita untuk melihat tingkat kesuburannya secara visual. Semakin tua warna tanah maka semakin tinggi tingkat kesuburan kimianya karena tanah-tanah tersebut tergolong tanah yang sudah mengalami perkembangan yang lanjut selama jutaan tahun, demikian pula sebaliknya.
Pupuk kandang sebagai komponen kedua bisa diperoleh dari kotoran ternak seperti sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, maupun kelinci. Kotoran ternak unggas tidak direkomendasikan untuk digunakan sebagai komponen pencampuran karena sifatnya yang gampang sekali memadat dan membuat media tanam menjadi keras saat media tanam kekurangan air dalam waktu panjang. Kotoran dari ternak unggas hanya disarankan untuk diberikan sebagai penutup (topping) pada bagian atas media tanam, itupun dalam jumlah yang terbatas. Gunakan pupuk kandang yang sudah terurai (matang) secara alami dari kandang ternak atau pupuk kandang yang sengaja difermentasikan (didekomposisikan) menggunakan mikrobia pengurai (decomposer) yang lazim dibuat oleh peternakan besar untuk memanfaatkan kotoran ternak sebagai hasil samping. Pupuk kandang yang matang secara alami (dalam jangka waktu relatif lama) maupun yang sengaja didekomposisikan (dalam jangka waktu singkat) mempunyai rasio Carbon/Nitrogen rendah, kurang dari 20, sementara kotoran ternak segar pada umumnya mempunyai rasio C/N lebih dari 40. Semakin tinggi rasio C/N, semakin berbahaya penggunaan pupuk kandang tersebut bagi tanaman karena pada kondisi tersebut, proses dekomposisi pupuk kandang masih berlangsung, Bakteri menguraikan carbon dari dalam pupuk kandang  dengan mengambil nitrogen sebagai sumber energi utamanya. Jika pupuk kandang masih segar atau setengah matang digunakan sebagai bahan pencampur media tanam, maka dalam proses dekomposisi yang masih berlangsung tersebut, bakteri pengurai akan menggunakan semua nitrogen yang terkandung dari dalam pupuk kandang, serta mengambil nitrogen dari sumber-sumber lainnya, yaitu dari campuran tanah di dalam media tanam. Sementara jika proses dekomposisi belum juga selesai, maka bakteri pengurai akan mengambil nitrogen dari dalam tanaman sehingga nitrogen akan keluar dari dalam sel-sel, dimulai dari sel-sel daun pada bagian ujung tanaman. Keluarnya nitrogen dari dalam sel ini disebut dengan istilah plasmolisis yang menimbulkan gejala seperti daun terbakar (burning) di bagian tepi menuju ke bagian tengah daun. Itu sebabnya, sebagian orang memberi istilah “pupuk panas” untuk menjelaskan fenomena tersebut. Dalam kondisi parah, tanaman akan mengering dan mati total karena hampir semua sel-sel tanaman mengalami plasmolisis, sementara pada kondisi ringan hingga sedang, daun yang terbakar akan gugur, namun tanaman akan pulih dengan memunculkan tunas-tunas baru kembali, meski proses pemulihannya akan berlangsung cukup lama. Jika menggunakan pupuk kandang yang dibeli, pastikan bahwa pupuk kandang tersebut tidak berbau, berwarna coklat kehitaman, serta remah dengan kandungan kadar air yang cukup rendah. Jika pupuk tersebut dijual dalam kemasan plastik, pastikan bahwa di labelnya tertera angka rasio C/N kurang dari 20. Penggunaan pupuk kandang pada media tanam bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik media tanam dengan mengubah struktur tanah berat menjadi lebih remah, sementara pada tanah-tanah ringan, pupuk kandang berfungsi untuk mengikat fraksi penyusun tanah yang mudah terpecah, menjadi bentuk dengan struktur yang lebih kuat. Hasil dekomposisi pupuk kandang mampu memasok hampir semua unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, dan pemberian pupuk kandang pada media tanam berarti memperkaya kandungan mikrobia yang bermanfaat pula bagi tanaman. Kandungan hara yang terkandung pada pupuk kandang bervariasi dari daerah dan waktu yang berbeda, jenis ternak serta ransum atau pakan yang dikonsumsi oleh ternak, namun perbedaan kandungan haranya kurang nyata, umumnya berada dalam kisaran yang hampir sama.
Komponen ketiga adalah sekam padi yang banyak sekali terdapat di seluruh penjuru tanah air, khususnya di sentra-sentra produksi padi. Sebagai bahan organik yang cukup lambat urai, sekam adalah pilihan terbaik sebagai salah satu komponen penyusun media tanam tabulampot, terlebih jika dikaitkan dengan ketersediaannya yang melimpah, harga yang relative sangat murah, dan penggunaannya dalam media tanam menyebabkan total berat media tanam menjadi lebih ringan sehingga selain berfungsi untuk menunjang pertumbuhan tananam, tabulampot juga menjadi lebih mudah dipindah-pindahkan sesuai dengan kebutuhan. Penambahan sekam padi pada media tanam tabulampot lebih berujuan untuk memperbaiki porositas (kemampuan meneruskan air) sekaligus memodifikasi jumlah pori makro maupun pori mikro dalam media tanam. Modifikasi pori ini adalah wujud akhir dari kombinasi antara jenis tanah, jumlah pupuk kandang, serta jumlah sekam yang digunakan untuk membuat media tanam, semakin berat tanah yang digunakan maka semakin banyak jumlah sekam yang digunakan, demikian sebaliknya. Sekam segar relatif lebih mudah didapatkan dibanding sekam bakar yang memerlukan pengolahan lebih lanjut. Hindari penggunaan sekam yang berasal dari pengolahan padi yang belum lama dipanen karena pada umumnya masih mengandung biji padi yang lolos dari proses penggilingan, dan jika sekam ini digunakan sebagai campuran media tanam akan memunculkan banyak tunas-tunas padi yang akan berkecambah beberapa hari setelah sekam digunakan. Selain itu, sekam baru ini umumnya masih mengandung banyak pecahan beras yang jika berada dalam kondisi basah di dalam media tanam akan menjadi substrat bagi pertumbuhan jamur. Contoh sederhana adalah saat merobek polybag tanaman yang hendak di-repotting, sering terlihat miselia jamur berwarna putih di bagian bawah atau samping media tanam yang diselubungi oleh akar. Pilih sekam yang berwarna agak kusam sebagai tanda bahwa sekam tersebut berasal dari proses penggilingan padi yang sudah lama. Jika sekam bakar tersedia dalam jumlah banyak, kombinasikan sekam segar dan sekam bakar sebagai bahan campuran, dan untuk mendukung estetika tabulampot, sekam bakar yang dicampur pupuk kandang halus dapat digunakan sebagi topping setebal 2-3 cm pada bagian atas media tanam. Topping tabulampot seperti ini akan terlihat lebih bagus dan rapi dibanding topping yang terbuat dari sekam segar. Namun terkadang ketersediaan sekam bakar relatif lebih sulit karena dibutuhkan proses tambahan untuk mengubah sekam segar menjadi sekam bakar, maka untuk topping dapat dibuat dengan menaburkan pupuk kandang halus secukupnya di bagian atas media tanam. Sekam bakar sendiri sebenarnya adalah arang sekam yang dibuat dari sekam segar dengan proses sederhana, Tidak ada keunggulan nyata jika membandingkan sekam bakar dengan sekam segar, selain keunggulan sterilitasnya yang lebih baik.


Ayo membuat media tanam tabulampot

3 komponen utama penyusun media tanam tabulampot beserta bahan pendukung lainnya

Siapkan 3 bahan utama penyusun media tanam, yaitu : tanah, pupuk kandang, dan sekam segar. Perbandingan volume 1:1:1 (bukan perbandingan berat). Perbandingan volume tanah adalah 1 bagian karena pada contoh foto di atas digunakan tanah sedang dengan komposisi fraksi lempung, debu, dan pasir yang seimbang. Tanah yang digunakan pada contoh di atas adalah tanah jenis Andosol dari lereng gunung Merbabu, Jawa Tengah.

Jangan lupa untuk menambahkan sedikit kapur dolomit atau kapur pertanian (sebanyak 2 sendok teh) untuk menjaga pH tanah sekaligus memberikan asupan kalsium yang baik bagi proses pertunasan tanaman buah yang baru dipindah ke dalam pot, serta sedikit insektisida berbahan aktif carbofuran (Furadan/Currater) sebagai bahan untuk mensterilkan tanah dari hama-hama tanah, khususnya cacing nematoda. Dosis yang digunakan adalah 1/2 sendok teh untuk media tanam sebanyak 25-30 liter
 


Aduk semua bahan agar bercampur dengan sempurna dan tambahkan sedikit air agar campuran media tanam menjadi lebih mudah dan kompak


Anjuran komposisi untuk pembuatan media tanam adalah sebagai berikut :

1. Jika tanah yang digunakan tergolong tanah berat dengan kandungan fraksi lempung yang tinggi sehingga bersifat sangat liat, maka anjuran komposisi media tanamnya adalah 1 bagian tanah dicampur dengan 1 bagian pupuk kandang (sapi/kambing/kerbau/kelinci) dan 3 bagian sekam segar atau sekam bakar atau kombinasi sekam segar dan sekam bakar (perbandingan volume 1:1:3). Jangan sekali-kali menggunakan abu sekam untuk campuran media tanam karena dalam kondisi jenuh air, kombinasi tanah berat dengan abu sekam akan menghasilkan efek melumpur (seperti lumpur) yang justru mengganggu drainase (pengatusan) air dan aerasi (pengudaraan) dalam media tanam. Tanah berat tergolong tanah yang miskin pori, baik pori makro maupun pori mikro, dan karena kandungan fraksi lempungnya yang tinggi, maka kemampuan ikat airnya sangat tinggi, dengan kata lain, tanah mampu menyimpan air dengan sangat baik disertai dengan drainase (pengatusan) yang buruk. Dalam kondisi seperti ini, pertumbuhan akar akan terhambat akibat adanya penggenangan air dalam tanah. Penambahan pupuk organik bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah agar tanah menjadi lebih remah (crumb) dan akar bisa tumbuh dengan leluasa, sementara penambahan sekam padi bertujuan untuk memperbaiki porositas tanah, menambah jumlah pori makro untuk meneruskan kelebihan air dalam tanah (fungsi pengatusan air) serta menambah jumlah pori mikro untuk menyimpan oksigen (fungsi aerasi atau fungsi pernafasan bagi akar) 



2. Tanah-tanah sedang dengan komposisi fraksi lempung, debu, dan pasir yang seimbang, umumnya relatif ideal dijadikan media tanam tabulampot, namun tetap perlu dimodifikasi agar menjadi lebih ideal untuk digunakan sebagai media tanam dalam jumlah yang terbatas dalam pot agar ideal untuk pertumbuhan akar di bagian bawah serta manifestasi pertumbuhan tanaman yang sehat di bagian atas. Campurkan merata 1 bagian tanah sedang , dengan 0,5 hingga 1 bagian pupuk kandang, dan 1 atau 2 bagian sekam (perbandingan volume 1: 0,5: 1 atau 1:1:2), disesuaikan dengan kebutuhan tanaman yang berbeda antar tanaman yang satu dengan tanaman lainnya. 



3. Tanah dengan fraksi pasir yang dominan, digolongkan sebagai tanah ringan karena mudah diolah, baik itu tanah dalam keadaan basah apalagi dalam keadaan kering. Tanah jenis ini umumnya terdapat di daerah di sekitar gunung berapi yang masih aktif, biasanya miskin akan kandungan bahan organik, strukturnya sangat remah cenderung rapuh, komposisi pori makro yang sangat tinggi dibanding jumlah pori mikronya, sangat mudah meneruskan kelebihan air, dan miskin kandungan unsur hara nitrogen. Karenanya, jika dibuat sebagai media tanam tabulampot, tanah jenis ini harus diperbaiki sifat-sifat fisikanya, sifat kimianya dan sifat biologinya dengan mencampurkan 1 bagian tanah dengan 2 bagian pupuk kandang, dan 1 bagian sekam (perbandingan volume 1:2:1), atau tergantung kebutuhan dilihat dari sumber tanahnya, apakah tanah diperoleh dari daerah yang tergolong subur atau kurang subur. Penambahan bahan organik seperti pupuk kandang sekaligus akan memperbaiki sifat fisika tanah (memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah), sifat kimia (menambah kandungan unsur hara organik makro dan mikro) serta memperbaiki sifat biologinya (meningkatkan jumlah dan jenis mikrobia tanah) 


Ciri utama media tanam yang baik adalah tidak gampang memadat meski telah digunakan dalam kurun waktu cukup lama, dan media seperti ini hanya dapat diperoleh dengan cara memodifikasi media tanam dengan bahan-bahan yang tersedia di sekitar kita dan mudah untuk mendapatkannya. Jika ragu dalam membuat media tanam, khususnya kualitas fisiknya, lakukan tips berikut : 

ambil segenggam media tanam yang telah dibuat dan dalam keadaan lembab (sedikit basah), lalu kepal dengan kuat dalam genggaman tangan. Jika saat genggaman tangan dibuka dan gumpalan media tanam pecah (Jawa : ambyar), itu berarti komposisi media tanam telah ideal secara fisik. Namun jika saat genggaman tangan dibuka dan media tanam tetap berada dalam kondisi menggumpal, berarti diperlukan penambahan sekam segar atau sekam basah dalam jumlah secukupnya agar komposisi ideal media tanam dapat terbentuk sebagaimana telah dicontohkan sebelumnya.   

Penggunaan media tanam tabulampot dengan komposisi yang ideal akan sangat menunjang pertumbuhan akar menjadi lebih optimal, akar dapat tumbuh dengan leluasa karena mendapatkan suplai oksigen dan air dalam jumlah memadai, dan dalam kondisi pertumbuhan optimal tersebut, akar dapat menjalankan fungsinya untuk menyerap air dan hara-hara yang diperlukan dari dalam media tanam untuk disinergikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Berikut adalah ilustrasi persiapan penanaman tanaman buah dalam pot pasca pembuatan media tanam





Siapkan pot (contoh adalah foto pot berdiameter 50 cm), tutupi semua lubang drainase di bagian bawah dengan menggunakan bahan tipis dan rata (contoh adalah bahan pecahan eternit bangunan) yang berukuran 3-4 kali lebih besar dari pada ukuran lubang. Jika tidak terdapat pecahan eternit, bisa menggunakan pecahan kaca, pecahan genteng, maupun pecahan keramik lantai, yang penting permukaannya rata yang berfungsi untuk menutup lubang drainase pot. Tidak perlu khawatir air (siraman maupun air hujan) tidak akan mengalir dan teratus dengan sempurna meski lubang ditutup dengan rapat. Kelebihan air siraman pada media tanam akan mengalir ke bawah melalui sisi samping lubang yang tertutupi oleh pecahan eternit, mengikuti gaya gravitasi bumi (proses kapilarisasi). 



Taburkan sekam segar, sekam bakar, atau campuran keduanya setebal 2-3 cm di bagian dasar pot, yang berfungsi sebagai alas media tanam sekaligus penyaring air siraman yang terlalu banyak. Pemberian sekam sebagai alas pot sangat baik bagi media tanam agar tidak memadat pada bagian bawah akibat frekuensi penyiraman yang tinggi, berfungsi sebagai saringan yang sangat baik, memberikan ruang tumbuh yang baik bagi akar terbawah serta sangat memudahkan jika tanaman hendak dicabut dari pot untuk keperluan penanaman di lahan maupun repotting ke dalam pot yang berukuran lebih besar. Sangat tidak disarankan untuk menggunakan pecahan styrofoam (gabus) pada bagian bawah sebagai penutup atau alas bagian bawah pot karena berpotensi menjadi sarang semut



Masukkan media tanam yang telah dibuat sebelumnya, dengan volume atau ketinggian media tanam yang disesuaikan dengan ukuran bibit yang ingin ditanam. Ratakan media tanam dan tekan-tekan permukaannya ke arah bawah agar media tanam menjadi sedikit lebih padat/kompak dan tidak menurun permukaannya beberapa waktu kemudian akibat penyiraman



Siapkan pula bibit yang hendak ditanam di dalam pot



Robek plastik polybag yang membungkus bibit, buang media tanam lama yang terlihat tidak terikat oleh volume akar. Jika diperlukan, potong akar yang tumbuh tidak beraturan dan rapikan kembali media tanamnya sebelum bibit dimasukkan ke dalam pot



Masukkan bibit ke dalam pot, atur letaknya agar seimbang dan proporsional dari segala arah, lalu masukkan sisa media tanam sambil ditekan-tekan pada semua sisi agar bibit terjepit dengan baik dan berdiri tegak dengan sempurna, tidak miring ke kiri maupun ke kanan



Berikan topping pada bagian atas dengan mengganti sekam segar menjadi sekam bakar (jika ada), semata-mata agar tampilan bagian atas terlihat lebih rapi. Komposisi campuran media tanam untuk topping tersebut sama persis dengan komposisi campuran media tanam di bawahnya. Jika tidak tersedia sekam bakar, gunakan campuran sebelumnya yang menggunakan sekam segar
 
Siram air ke atas permukaan media sambil sedikit ditekan-tengan dengan tangan agar media memadat dan mencengkeram bibit dengan baik dan menghindari bibit yang akhirnya miring akibat media yang menurun permukaannya pada sisi tertentu karena air siraman

Tinggi maksimum media tanam yang disarankan adalah 5 cm dari permukaan pot dan tinggi permukaan tersebut akan menurun seiring dengan jalannya waktu karena semua pupuk kandang yang digunakan akan habis terurai, demikian pula volume sekam akan menyusut akibat proses pelapukan 



Tabulampot siap untuk diletakkan di tempat yang diinginkan dan sebaiknya letaknya berada pada tempat yang mendapat penyinaran penuh oleh sinar matahari, setidaknya selama 10 jam per hari, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan berkembang dengan sempurna

Penyiraman hanya diberikan dalam jumlah secukupnya, sekedar membasahi media tanam dan tidak dianjurkan untuk menyiram dengan volume air berlebih. Kelebihan air secara terus menerus akan menyebabkan terjadinya leaching (pencucian) media tanam yang terlihat dengan mengalirnya air dalam jumlah banyak beberapa saat setelah penyiraman. Kelebihan air siraman tersebut akan membawa serta kandungan hara organik maupun anorganik yang terdapat dalam media tanam. Pencucian intensif akan mempercepat kehilangan kesuburan media tanam. Jika pot berdiameter 30 cm hingga 40 cm cukup diberi ai siraman sebanyak 1 hingga 1,5 liter setiap proses penyiraman dilakukan. Sementara pot berdiameter 50 hingga 60 cm cukup disiram dengan 2 liter air

SELAMAT MENCOBA

Friday 18 October 2013

Mangga Kombinasi : Satu Tanaman Beragam Varietas

Two in One : Thai Super Mango




Tabulampot mangga "five in one"


Menanam tanaman buah, baik itu di lahan luas, lahan terbatas, maupun lahan sempit adalah hobby yang sangat menyenangkan, selain dapat dijadikan bahan refreshing di kala senggang, dapat pula dijadikan sebagai "obat stress" akibat tekanan pekerjaan maupun masalah lain dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu kendala yang dihadapi oleh para penghobi tanaman buah adalah keterbatasan lahan, khususnya lahan di perumahan di daerah perkotaan. Ruang yang tersedia untuk melakukan hobby menanam tanaman buah kadangkala hanya tersedia dalam space mimimalis, 1x4 meter, 2x3 meter, atau bahkan mungkin hanya 1x1 meter. Keinginan untuk menanam beragam tanaman buah dalam space minimalis tersebut memaksa orang untuk mengefisienkan jumlah tanaman maupun ragam jenis/species tanaman yang dikoleksi. Di sisi lain, jika tersedia lahan yang cukup luas di halaman rumah maupun di kebun, hal di atas tetap menjadi persoalan jika ingin melakukan penambahan jumlah tanaman maupun jumlah varietas tanaman yang ingin ditanam. Suatu saat dalam waktu singkat, penambahan jumlah tanaman maupun varietas tanaman akan menjadi kendala karena pengaturan letak tanaman menjadi lebih sulit, pemeliharaan (pengairan, pemupukan, pemangkasan) yang juga menjadi lebih sulit, belum lagi faktor lingkungan yang kurang mendukung (pemanfaatan air dan sinar matahari kurang optimal, kelembaban yang relatif lebih tinggi akibat populasi yang meningkat, dan sebagainya)
 

Bagi para penghobby tanaman mangga khususnya, munculnya beragam varietas baru mangga hasil introduksi resmi maupun tidak resmi (barang bawaan saat seseorang pulang dari luar negeri) terkadang menimbulkan keinginan kuat untuk menambah jumlah tanaman sekaligus menambah variasi varietas koleksi yang hendak dimiliki. 

Jika luas lahan yang sempit menjadi faktor pembatas sementara keinginan untuk menambah variasi varietas yang ingin dikoleksi sangat kuat, menggabungkan dan mengkombinasikan beberapa varietas mangga dalam satu pohon yang sama adalah solusinya. Dengan menggabungkan dan membuat beragam varietas mangga hanya dalam satu pohon yang sama, orang bisa memiliki lebih dari satu varietas hanya dengan menanam satu pohon saja. Jika dalam satu pohon terdapat tiga varietas yang berbeda, maka dengan menanam 3 pohon saja, orang telah dapat memiliki 9 varietas mangga yang berbeda. Bayangkan jika kombinasinya menjadi 4 atau 5 varietas berbeda dalam 1 pohon, orang langsung bisa memiliki 12 hingga 15 varietas berbeda hanya dengan menanam 3 pohon. Asyik 'kan !! 

Keasyikan itu  semakin  bertambah manakala pohon  mangga kombinasi  tersebut  adalah hasil  karya buatan sendiri, yang dibuat  secara bertahap dalam waktu beberapa minggu, dimulai dari memilih dan menyiapkan bibit batang bawah, menyambung hingga sambungannya jadi. Pada akhirnya  orang akan memiliki tanaman mangga yang beraneka ragam varietasnya hanya dengan menanam satu atau beberapa pohon saja. 



Berikut adalah tahapan sederhana untuk membuat mangga kombinasi, dan pembuatannya terbatas pada penggunaan teknik sambung pucuk yang relatif lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan penggunaan teknik penyambungan lainnya (sambung samping, sambung sisip, sambung susuan, maupun okulasi.



TAHAPAN-TAHAPAN DALAM MEMBUAT MANGGA KOMBINASI
dengan metode sambung pucuk (cleft grafting)




Contoh bibit mangga Chokanan bercabang primer 3 yang akan disambung


3 cabang primer yang seimbang, baik ukuran maupun arah percabangannya

Siapkan bibit mangga dengan percabangan primer sebanyak 2 cabang, 3 cabang, 4 cabang, atau bahkan bercabang 5. Cari bibit yang sehat yang ditandai dengan daun yang tumbuh sempurna, daun berwarna hijau segar dan tidak terdapat tanda-tanda serangan hama dan penyakit. Hampir semua varietas mangga dapat dijadikan batang bawah namun yang paling mudah ditemukan di pasaran adalah mangga varietas okyong, namdokmai, chokanan, dan manalagi probolinggo. Keempat varietas ini lebih mudah ditemukan dalam kondisi bibit yang sudah mempunyai cabang primer berjumlah 2 hingga 5 cabang. Selain itu, keempat varietas mangga tersebut terbukti mudah disambung dengan entres yang berasal dari varietas-varietas mangga lain yang ingin disambungkan.



Mangga Okyong bercabang 5 berukuran besar (2 meter)
Jika diinginkan, mangga kombinasi dapat juga dibuat dengan menggunakan bibit mangga berukuran besar (tinggi bibit sebelum disambung 1,5 hingga 2 meter). Pembuatan mangga kombinasi dengan menggunakan bibit mangga sebesar ini sebagai batang bawah lebih ditujukan untuk memperoleh bibit berukuran besar yang relatif lebih cepat pertumbuhannya sekaligus diharapkan lebih cepat berbunga dan berbuah jika ditanam di lahan depan/belakang rumah maupun di kebun





Pilih ruas pada cabang primer yang hendak disambung lalu rompes daun pada bagian yang akan menjadi titik penyambungan. Perompesan daun ini dilakukan agar memudahkan pada saat proses penyambungan dilakukan, saat di mana tangkai daun yang telah dirompes akan lepas 5-7 hari pasca perompesan daun, dengan demikian pada titik sambungan akan terlihat lebih rapi





Pada saat bersamaan, pilih tunas calon entres yang berasal dari varietas mangga pilihan yang ingin disambung dan dikombinasikan menjadi satu pohon. Rompes semua daunnya, hanya menyisakan tangkai daun yang akan lepas dengan sendirinya 5-7 hari pasca perompesan. Tujuan perompesan daun adalah untuk merangsang tumbuh dan buntingnya mata tunas, baik itu mata tunas pada bagian ujung (tunas apikal) maupun mata tunas pada ketiak daun (tunas lateral). Metode perompesan ini bukanlah hal mutlak yang harus dilakukan namun teknik ini sangat membantu mempercepat pertunasan sebelum pengambilan entres sekaligus mempercepat pertunasan pasca penyambungan dilakukan. 
Pada foto di atas, dapat diperoleh setidaknya 2 potong entres untuk disambungkan, entres pada bagian ujung serta entres pada bagian bawahnya (bukan tunas ujung). Keduanya dapat digunakan pada proses penyambungan berikutnya.



Potong cabang yang telah dirompes daunnya menggunakan silet yang telah dipatah menjadi 2 bagian. Jika diameter cabang cukup besar, gunakan pisau tajam yang terbuat dari bahan stainless steel, potong dengan sekali iris untuk menghindari memar batang pada bagian ujung yang hendak disambung



Belah cabang yang ingin disambung menggunakan silet (atau pisau tajam) pada bagian tengah cabang tersebut. Tarik silet (atau pisau tajam) dari arah atas ke bawah dengan tarikan yang teratur secara perlahan untuk membentuk bidang iris yang halus tanpa menimbulkan serat kayu sama sekali



Potong entres (yang telah dirompes daunnya setidaknya seminggu sebelum disambung) dengan panjang entres disesuaikan dengan kebutuhan. Jika ruas antar mata tunas cukup panjang, potong entres menjadi 2 atau 3 potongan entres, masing-masing dengan 2 atau 3 mata tunas. Namun jika ruas antar mata tunas sangat pendek, jadikan satu potongan entres saja dengan beberapa mata tunas sekaligus






Buat bidang iris pada pangkal entres membentuk baji (huruf "V") dengan irisan yang rapi dan halus tanpa serat sama sekali. Jangan membuat bidang iris berbentuk baji dengan ukuran terlalu panjang, cukup sepanjang 2 hingga 2,5 cm. Selain itu, jangan mengiris berulang kali karena akan memendekkan entres tersebut serta menyulitkan saat pemasukan entres ke batang bawah dan pengikatan titik sambungnya





Masuk dan selipkan pangkal entres ke dalam cabang yang telah dibelah sebelumnya. Geser entres ke arah luar untuk mempertemukan kambium entres dengan kambium batang bawah, tidak boleh ada perbedaan ketinggian di permukaan bagian luar pada bidang pertemuan antara entres dan batang bawah, permukaan pada pertemuan antara entres dan batang bawah harus rata. 

Jika diameter entres lebih kecil atau bahkan lebih besar dibanding diameter batang bawah, geser entres pada bagian kiri atau kanan saja (bukan pas di bagian tengah), untuk mempertemukan jaringan kambium keduanya pada salah satu sisi saja (tepi kanan saja atau tepi kiri saja)





Ikat dengan tali plastik (terbuat dari plastik es mambo yang diiris selebar 1,5 cm). Tali plastik jenis ini sangat lentur jika ditarik namun sangat kuat dan sangat lentur, dan kelenturannya yang tinggi tersebut yang dimanfaatkan untuk menjepit entres di tengah belahan batang bawah dengan kuat. Ikat titik sambungan dimulai dari bagian bawah melilit ke arah bagian atas


Ikatan plastik tidak perlu terlalu rapat menutup seluruh permukaan sambungan, cukup dililitkan sambil ditarik ke arah atas. Jangan terlalu khawatir celah sambungan yang tidak tertutupi oleh ikatan plastik akan kemasukan air. Uap air yang terbentuk saat penyungkupan tidak akan menyebabkan kegagalan penyambungan sepanjang kambium entres bertemu dengan kambium batang bawah






Sungkup sambungan dengan plastik es mambo berukuran lebar 4 cm dan panjang minimal 20 cm, menutupi seluruh entres, titik sambungan, hingga batang bawah sepanjang sedikitnya 5 - 6 cm.

Karena ukurannya yang sempit, plastik penyungkup tidak perlu diikat pada bagian bawahnya, cukup dibiarkan sebagaimana yang terlihat pada foto di atas. Dalam waktu singkat akan terbentuk iklim mikro dengan kelembaban yang tinggi di dalam sungkup plastik. Kelembaban yang tinggi inilah yang membantu entres mengurangi laju evapotranspirasi (penguapan akibat proses transpirasi atau pernafasan). Di luar itu, uap air yang terbentuk akibat kelembaban yang tinggi akan mengalir ke bawah akibat gaya gravitasi, oleh karena itu plastik bagian bawah tidak perlu diikat sama sekali


berikan label berisi informasi nama varietas yang disambungkan dan waktu penyambungan untuk menandai setiap cabang dari beberapa cabang yang disambung bersamaan atau berbeda waktunya





Letakkan bibit mangga yang telah selesai disambung di bawah naungan dengan intensitas penyinaran maksimum 50%. Intensitas penyinaran lebih dari 50% akan membuat evapotranspirasi berjalan sangat cepat dan kondisi tersebut dapat membuat entres mengering dan akhirnya menggagalkan proses penyambungan. Sementara jika intensitas penyinaran kurang dari 50% akan menghambat proses fotosintesis bagi tanaman dalam menghasilkan energi sehingga pertumbuhan tanaman secara keseluruhan akan terhambat, termasuk menghambat proses penyatuan sambungan




Tunas pada entres akan mulai pecah menjadi bakal daun pada hari ke 7 (tercepat berdasarkan pengalaman penulis) hingga hari ke 21 satu pasca sambung. Biarkan tunas membentuk daun kecil terlebih dahulu sebelum melepas plastik sungkupnya. Jika plastik sungkup berukuran kecil, jangan biarkan hingga daun tumbuh membesar karena plastik akan menjadi lebih sulit untuk dilepaskan, sementara kerusakan daun akibat pelepasan plastik sungkup juga akan semakin besar. Jika plastik sungkup terlambat dibuka, juga dapat menyebabkan bentuk daun akhirnya menjadi cacat (menekuk atau bengkok)
  




Jangan khawatir daun akan mengering pasca pelepasan plastik sungkup jika tanaman berada di bawah naungan (naungan sekitar 50%), karena secara perlahan-lahan daun akan tumbuh membesar membentuk daun sempurna. Pada kondisi seperti ini, jaga dengan baik pertumbuhan daun dari serangan hama, terutama kutu putih, kepik pemakan daun, lalat daun yang bertelur di daun muda membentuk benjolan kecil di permukaan daun, maupun walangsangit yang menusuk dan menghisap cairan sel-sel daun sehingga daun akan menghitam dan layu. Jika diperlukan, semprotkan larutan insektisida konsentrasi rendah (0,01%) yang mengandung bahan aktif karbosulfan, deltametrin, sipermetrin, lambda sihalotrin, maupun abamektin yang berfungsi untuk melindungi daun muda dari serangan hama-hama perusak daun muda yang telah disebutkan di atas



Perlahan-lahan daun akan tumbuh dan berkembang dengan baik membentuk daun sempurna meski pada kondisi seperti ini masih sangat rawan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh faktor fisik (suhu tinggi akibat sinar matahari), faktor kimia (kekurangan air pada media tanam), maupun faktor biologis (serangan hama dan penyakit tanaman)



Daun yang tumbuh dan berkembang secara sempurna



Daun yang telah telah terbentuk dengan sempurna. Pada kondisi seperti ini, tanaman telah dapat dipindah ke tempat terbuka untuk mendapatkan penyinaran matahari secara penuh, agar daun bisa segera berfotosintesis secara normal dan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang lebih baik



ikatan plastik bisa dibuka 60 hari pasca sambung dan ada baiknya untuk mengikat kembali pada bagian atas titik sambungan. Hal ini bertujuan untuk menghindari patahnya entres pada titik sambungan (akibat angin kencang misalnya) sekaligus memberikan kesempatan pembentukan jaringan "kalus" yang rapi pada titik sambungan tersebut. Ikatan plastik yang kedua ini dapat dilepas seluruhnya 90 hari pasca sambung karena sambungan telah menyatu dengan sempurna




4 varietas mangga berbeda yang telah menyatu sempurna pada 4 cabang yang berbeda, 90 hari pasca sambung, pada saat semua ikatan plastiknya telah dibuka



Pembentukan jaringan "kalus" pada titik sambungan, 90 hari pasca sambung



Jaringan "kalus" yang telah terbentuk dengan sempurna 180 hari pasca sambung



Penyatuan sempurna antara entres dengan batang bawah pada umur setahun pasca sambung


Mangga three in one dengan postur bibit cebol karena percabangan primer yang pendek

Mangga three in one dengan postur tinggi, cukup ideal untuk ditanam di halaman atau kebun

Mangga two in one dengan percabangan primer yang rendah, ideal dijadikan tabulampot

Mangga five in 1 berpostur tinggi, sangat cocok untuk ditanam di halaman atau kebun


TIPS dan TRIK dalam membuat MANGGA KOMBINASI

1.     Pilih bibit mangga bercabang 2, 3, 4, atau 5, yang semua kulit cabangnya masih berwarna hijau.  Cabang yang lebih tua dengan kulit cabang yang berwarna coklat muda, mapun coklat keabuan masih dapat disambung dengan tingkat keberhasilan yang tinggi, namun dituntut keahlian atau kemampuan menyambung yang relatif lebih tinggi pula. Selain sambung pucuk, pembuat/penyambung juga harus mampu menguasai teknik sambung samping (side grafting), sambung sisip, maupun okulasi, yang disesuaikan dengan kondisi cabang yang ingin disambung varietas baru sebagai pengganti. Cabang berwarna hijau lebih gampang jika disambung pucuk, sedangkan jika cabang sudah berwarna cokelat muda lebih gampang jika digunakan teknik sambung samping atau sambung sisip, sementara cabang yang telah berwarna cokelat keabuan lebih baik jika menggunakan teknik okulasi. Pemilihan jumlah cabang tentunya mengikuti keinginan dari si pembuat mangga kombinasi.dan berukuran sama besar. Ukuran cabang pada batang bawah sebisa mungkin mendekati seragam. Perbedaan ukuran cabang akan sangat mempengaruhi pertumbuhan tunas hasil penyambungan pada cabang  tersebut, sehingga pada akhirnya nanti tanaman tumbuh tidak seimbang, ada yang tumbuh cepat namun ada pula yang tumbuh dengan lambat.
2.     Sehatkan bibit mangga yang akan digunakan sebagai calon batang bawah terlebih dahulu sebelum disambung. Semakin sehat pertumbuhannya, semakin tinggi tingkat keberhasilan penyambungan yang dilakukan. Jika diperlukan, ganti ukuran polybag atau masukkan dalam pot yang lebih besar dan tambahkan media tanam baru yang umumnya terdiri atas campuran 1 bagian tanah + 1 bagian pupuk kandang atau kompos dan 1 bagian sekam segar atau sekam bakar. Jemur calon batang bawah di bawah sinar matahari penuh dan disiram secara teratur dengan volume air siraman secukupnya. Berikan pupuk NPK (triple 15 atau triple 16) dalam bentuk larutan dengan melarutkan 1 sendok teh pupuk NPK ke dalam 1 liter air, berikan 2 minggu sekali sampai proses tunas dari entres hasil penyambungan nantinya berkembang menjadi daun sempurna
3.     Sebatas pengalaman (bukan hasil penelitian), penyambungan yang dilakukan saat cabang pada batang bawah mengeluarkan tunas, akan menghasilkan pertumbuhan tunas entres (hasil sambungan) yang lebih cepat yang mana hal ini berkaitan erat dengan point nomor 2 di atas. Saat bibit mangga disehatkan, tunggu hingga muncul calon tunas baru di setiap cabangnya, biarkan tunas pecah dan tumbuh daun muda (flush) yang masih kecil (belum sempurna) dan pada kondisi sepert inilah adalah saat yang paling tepat untuk melakukan proses penyambungan. Tunas yang muncul  menandakan bahwa rasio Carbon/Nitrogen (C/N Ratio) pada tanaman sedang berada pada posisi sangat rendah (kandungan Nitrogen tinggi) sehingga pada kondisi tersebut, proses pembelahan dan duplikasi sel-sel tunas ujung berlangsung sangat intensif dan memacu pertumbuhan tunas-tunas baru. Entres yang disambungkan pada kondisi batang bawah seperti ini akan ikut terpacu untuk menduplikasi sel-sel tunas ujungnya, dengan demikian tunas pada entres akan tumbuh lebih cepat mengikuti proses duplikasi sel yang terjadi pada batang bawahnya.
4.     Rompes semua daun pada ranting yang akan digunakan sebagai entres. Perompesan daun seminggu atau 2 minggu sebelum penyambungan bertujuan untuk menurunkan rasio C/N dan merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru, baik itu pada tunas-tunas ujung (tunas apikal) maupun tunas-tunas samping (tunas lateral) yang terdapat pada ketiak daun
5.     Jika memungkinkan, pilih calon entres yang mengandung maksimum 3 mata tunas (jika menggunakan tunas ujung) atau cukup mengandung 1 atau 2 mata tunas (jika bukan tunas ujung atau tunas yang sudah diambil bagian ujungnya). Dari pengalaman, semakin sedikit jumlah mata tunas pada entres yang disambung, pertumbuhan mata tunas yang pecah menjadi calon daun akan semakin cepat. Selain lebih cepat, penggunaan entres menjadi lebih efisien jika mempertimbangkan jumlah entres yang terbatas, khususnya pada varietas-varietas mangga tertentu yang peredarannya masih terbatas. Tidak ada patokan khusus tentang jenis entres pada proses penyambungan ini, bisa menggunakan entres pada bagian ujung, juga bisa menggunakan entres pada bagian di bawahnya, yang penting entres mengandung sedikitnya satu mata tunas.
6.     Pilih entres dari varietas mangga yang mempunyai pola pertumbuhan atau pola pertunasan yang sama. Pada kasus ini dapat diterangkan bahwa varietas Khiojay akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan varietas Chokanan jika dikombinasikan pada batang bawah yang sama. Khiojay lebih cocok jika digabung dengan mangga varietas Mahathir. Jika pola pertumbuhan tidak seimbang, akhirnya akan memperlihatkan dominasi pertumbuhan salah satu varietas saja, sementara varietas yang lain justru tumbuh dengan lambat dan tidak seimbang
7.     Pilih entres dari varietas mangga yang mempunyai kecenderungan atau kemudahan pembungaan yang sama (jika nantinya ingin ditanam di dalam pot). Jangan menggabungkan varietas khiosawoei dengan varietas namdokmai adalah salah satu contohnya, karena namdokmai relative lebih mudah berbuah disbanding khiosawoei jika ditanam dalam pot
8.     Asal-usul varietas mangga juga perlu dipertimbangkan sebelum menggabungkannya ke dalam satu tanaman. Mangga lokal (Arumanis, Manalagi, Gedong gincu, Golek, dsb) sebaiknya digabung dengan mangga lokal saja, jangan dikombinasikan dengan mangga introduksi, sementara mangga introduksi asal Thailand (namdokmai, chokanan, falan, thongdam, khiosawoei, dsb) jangan dikombinasikan dengan mangga asal Florida atau Australia (R2E2, Keitt, Irwin, Kensington Pride, Rafosa, Lancetilla, dsb), maupun dengan mangga asal Taiwan (Yuwen, Golden Queen/Chin hwang/Khiojay), terkecuali mangga kombinasi tersebut nantinya akan ditanam di lahan maupun pertimbangan pola pertumbuhan/pertunasan yang sama seperti yang diuraikan pada point nomor 6. Mangga-mangga lokal terbukti akan akan berbunga jika mengalami cekaman (stress) air dalam kurun waktu 60an hari, itu sebabnya secara umum mangga lokal di Indonesia akan serentak berbunga pada bulan Agustus/September saat di Indonesia memasuki musim kemarau, sementara keadaan yang sama  tersebut belum tentu berlaku pada pada semua mangga introduksi
9.     Gunakan pisau tajam yang terbuat dari stainless steel yang tipis (Victorinox misalnya), jika cabang berdiamater cukup besar  atau silet (yang dipatah menjadi 2 bagian) jika diameter cabang berdiameter kurang dari diameter pensil. Tujuannya sama, membuat bidang iris yang halus tanpa menimbulkan serat di bagian tengah cabang. Penggunaan cutter sangat tidak direkomentasikan karena selain mengandung minyak, bilah cutter terfragmen menjadi beberapa baian yang jika digunakan sebagai alat pembelah cabang akan menimbulkan bidang iris yang kasar dan berserat
10.  Jika diameter entres berukuran lebih kecil dibanding diameter cabang batang bawahnya, jepit entres pada salah satu sisi saja (kiri atau kanan saja) dan bukannya di tengah-tengah. Prinsipnya adalah mempertemukan dan menyatukan kedua jaringan kambium dari entres dan batang bawah meski hanya pada salah satu sisi saja
11.  Penyambungan yang dilakukan pada sore hari relatif lebih baik jika dibandingkan dengan penyambungan yang dilakukan pada pagi atau siang hari. Pada sore hari, kelembaban udara akan kembali naik disertai dengan penurunan suhu udara hingga pagi hari berikutnya. Kondisi seperti ini akan sangat membantu bagian tanaman yang baru disambung untuk berdaptasi pada saat fase kritis pasca penyambungan. Kelembaban tinggi dengan suhu rendah akan sangat membantu bagian tanaman yang disambung untuk meminimalkan proses evapotranspirasi (penguapan akibat proses pernafasan tanaman), setidaknya selama 12 hingga 14 jam pasca penyambungan, dan setelahnya tanaman telah terkondisikan secara mikro pada bagian yang disambung dan disungkup tersebut
12.  Letakkan tanaman yang telah disambung di bawah tempat ternaungi dengan intensitas naungan sekitar 50% (di bawah pohon misalnya) dengan tujuan untuk mengurangi laju evepotranspirasi, khususnya pada bagian yang disambung. Jika diletakkan di bawah sinar matahari langsung, evepotranspirasi akan berlangsung dengan sangat cepat, ditandai dengan volume butiran air yang cukup banyak di dalam plastic penyungkup. Jika laju evapotrasnpirasi ini tidak diimbangi oleh laju penyerapan air yang cepat pula, maka entres akan mengerut dan berwarna kekuningan dan akhirnya mati, ditandai oleh entres yang layu dan menghitam. Untuk mengimbangi laju evapotranspirasi ini, berikan air siraman secara teratur dalam volume secukupnya ke media tanam dalam pot, tidak perlu sampai berlebihan yang ditandai dengan air yang menetes keluar dari bagian bawah pot
13.  Lepas sungkup plastik pada saat tunas pecah dan mulai berbentuk daun kecil, dan pelepasan sungkup ini sebaiknya dilakukan pada saat sore hari, mengambil keuntungan dari kelembaban udara yang mulai meningkat dan disertai oleh penurunan suhu udara sebagai mana yang telah disinggung pada point nomor 11. Secara umum, calon daun tidak akan mengering jika tanaman berada pada naungan 50%, sementara jika pada kondisi naungan 50% kemdian calon daun mengering, sungkup ulang dengan plastic untuk menghindari kematian entres secara keseluruhan. Dari pengalaman, meski bakal daun mengering dan rontok,  
14.  Tidak ada patokan waktu kapan tunas pada entres mulai pecah membentuk calon daun, semua tergantung kepada kesehatan batang bawah yang dikombinasikan dengan “kematangan” tunas pada entres saat penyambungan, namun jika memperhatikan dan melaksanakan tahapan-tahapan pada tips dan trik ini dengan benar, tunas pada entres bisa pecah mulai pada hari ke 7 hingga hari ke 21 pasca sambung. Pada kasus tertentu, tunas baru pecah pada waktu yang cukup lama pasca penyambungan, bisa pada umur 50 hari atau bahkan 60 hari. Pada kondisi seperti ini, entres tidak mengering pasca buka sungkup plastik di hari ke 29 atau ke 30. Jika seminggu kemudian entres tetap hijau, semprotkan larutan pupuk yang mengandung Ca (kalsium) yang dikombinasikan dengan Atonik pada konsentrasi rendah (0,5 gram pupuk Ca + 0,5 cc Atonik dilarutkan dalam 1.000 cc air). Ulangi seminggu sekali sampai tunas pecah. Jangan lupa, pemupukan yang dianjurkan pada point nomor 2 tetap harus dilakukan secara kontinyu sampai vigor tanaman secara keseluruhan terlihat sangat sehat
15.  Jemur tanaman di bawah sinar matahari penuh saat daun pada entres sudah berkembang sempurna, dengan tujuan agar tanaman dapat tumbuh secara optimal dengan memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi utama bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Setelahnya, tanaman dapat ditanam langsung di lahan maupun dipelihara sebagai tanaman buah dalam pot (tabulampot) dengan melakukan kaidah-kaidah budidaya yang diperlukan agar tanaman tumbuh dan berkembang sempurna serta menghasilkan buah sebagaimana yang diharapkan.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More