Selamat datang di Leira Buah Tropis...Berkebun Bersama Ariel...GO GREEN INDONESIA!!!

Tuesday 13 November 2012

Mangga Mahathir, si Super Jumbo Asal Malaysia




Saat pertama kali melihat foto mangga Mahathir yang dipegang oleh seorang anak kecil, putri seorang kawan di Jawa Timur di akhir tahun 2008 lalu, rasa takjub dan heran seketika muncul karena ukuran buah mangga ini sungguh tidak lazim, superrrrr jumboooo..............., sangat kontras jika dibandingkan dengan mangga yang biasa dilihat selama ini. Jika mangga Mahathir dijejerkan dengan mangga manalagi Probolinggo, atau mangga endog misalnya, ibarat membandingkan David dan Goliath. Rasa takjub dan heran itulah yang akhirnya mendorong saya untuk memboyong bibit mangga Mahathir yang dibawa oleh teman dari Kuching Malaysia ke Pontianak via darat melewati Tebeddu dan Entikong di perbatasan Kalimantan Barat, bibit lalu dibawa terbang ke Jakarta sebelum akhirnya bibit mendarat di Yogyakarta. Saat itu, bibit sambung pucuk setinggi 2 jengkal tangan orang dewasa dibanderol dengan harga setara Rp 400.000.




Asal-usul mengapa mangga ini diberi nama Mahathir tidak cukup jelas untuk ditelusuri, namun diyakini bahwa mangga yang berasal dari Kinabalu Malaysia ini mengambil nama Mahathir, mantan Perdana Menteri Malaysia yang dikenal sebagai "orang kuat" yang berkuasa cukup lama di Malaysia, dan personifikasi tersebut menggambarkan mangga Mahathir sebagai mangga yang berukuran besar, mengikuti nama besar mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad.




Mangga Mahathir sebenarnya sudah tersebar cukup lama di Indonesia, namun hanya ditanam sebagai tanaman buah koleksi para penghobi tanaman maupun ditanam oleh mereka yang sering keluar masuk ke Malaysia, entah karena pekerjaannya maupun mereka yang mencari dan mendapatkan bibit dari para TKI yang bekerja di Malaysia, kasusnya sama persis dengan saat durian D24, sawo jumbo CikuMega 19, dan durian D197 alias durian Musangking dimasukkan dan dikenalkan pertama kali ke Indonesia. Mereka inilah yang berperan besar dalam memasukkan dan mengenalkan mangga Mahathir ke Indonesia.




Daun mangga Mahathir sangat khas, berukuran cukup panjang dan lebar dengan bentuk daun bergelombang dan berurat (urat daun kelihatan menonjol). Ciri khas lainnya adalah jika sepotong kecil daun tua diremas di antara ibu jari dan jari telunjuk, akan mengeluarkan aroma khas berbau sengir yang umumnya tidak dimiliki oleh varietas-varietas mangga lainnya. Jika mangga lain mempunyai percabangan dan ranting yang tumbuh ke atas atau samping, maka percabangan dan ranting mangga Mahathir cenderung lemas dan tumbuh menjuntai ke bawah, oleh karena itu pengaturan arah pertumbuhan cabang dan ranting harus dilakukan seawal mungkin dengan mengikat cabang/ranting pada ajir bambu. Jika tanaman tumbuh membesar, pemberian para-para penyangga dari bambu atau kayu akan membuat arah pertumbuhan cabang dan ranting muda menjadi lebih teratur dan lebih baik.










Mangga Mahathir tergolong mangga genjah karena relatif mudah berbunga dan berbuah pada umur tanaman yang masih muda, karena dari bibit pertama ukuran sejengkal yang tumbuh dengan cepat, diambil beberapa entres dan entres tersebut kemudian disambungkan ke batang bawah mangga lokal berukuran sejempol tangan orang dewasa, kemudian bibit baru tersebut ditanam dalam pot, bibit tersebut ternyata mampu berbunga dan berbuah kurang dari satu setengah tahun pasca sambung. Sementara bibit pertama sedikit lebih lambat berbunga, kurang dari 2 tahun. Penyebab utamanya adalah karena bibit yang ditanam pertama tersebut berbatang bawah masih muda, lebih kurang berukuran sebesar pensil. Secara umum, tanaman mangga Mahathir relatif mudah berbunga dan berbuah meski bibit disambungkan ke batang bawah mangga lokal berukuran kecil. Dengan perawatan intensif, khususnya pemberian pupuk yang benar disertai pemangkasan teratur, pembungaan dan pembuahan dapat dipacu tanpa harus menggunakan zat pengatur tumbuh tertentu, senyawa anti retardant untuk menghambat pertunasan seperti paclobutrazol, misalnya. Tanaman buah dalam pot (tabulampot) mangga Mahathir pun terbukti gampang berbuah meski tanaman masih berumur cukup muda, kurang dari setahun dari bibit sambung pucuk atau sambung susu.








Bentuk buah mangga Mahathir sangat khas dengan ciri ujung buah berbentuk seperti paruh burung dan bentuk buah ini nyaris seragam sehingga dari bentuk buahnya yang seragam inilah kita bisa mengidentifikasi mangga Mahathir dengan mudah. Keterbatasan jumlah pohon induk menyebabkan sumber entres sebagai bahan perbanyakan bibit tanaman juga terbatas, sehingga keseragaman bentuk dan ukuran buah masih bisa terjaga dengan baik.






Dalam kondisi normal dan tingkat kesuburan tanah yang sedang sampai tinggi, pentil buah terbentuk cukup banyak pasca persarian bunga selesai, sekitar 5-7 buah untuk setiap tandan bunga. Mengingat ukuran buahnya yang tidak lazim, kebanyakan hanya menyisakan 1 hinggq 3 buah per tandan bunga yang akhirnya tumbuh dan berkembang sempurna hingga mencapai ukuran buah yang maksimum, dengan kisaran bobot per buah mencapai 1,7 hingga 3 kg. Oleh karena itu, untuk meningkatkan jumlah dan ukuran buah menjadi lebih maksimal, aplikasi pupuk berkadar fosfat (P2O5) tinggi serta kadar kalium/potassium sedang, sangat disarankan sebelum tanaman memasuki periode berbunga. Kombinasi antara pupuk SP36 plus KCl adalah contoh pupuk yang bisa diaplikasikan, namun jika ingin lebih praktis, maka aplikasi pupuk MKP (Mono Kalium Phosphat) yang mengandung 50% fosfat dan 30% kalium adalah pilihan terbaik. Pasca persarian bunga selesai dan mulai terbentuknya pentil buah, lakukan pemupukan berikutnya menggunakan kombinasi antara pupuk yang mengandung unsur kalium (K2O) tinggi (pupuk KCl) dengan tambahan unsur nitrogen (urea) dan kalsium serta sedikit tambahan unsur mikro boron. Jika pertimbangan kepraktisan menjadi prioritas, maka gunakan pupuk KNO3 plus kalsium dan boron untuk mengurangi kerontokan bakal buah sekaligus memperbaiki kualitas buah secara keseluruhan, seperti : ukuran buah, warna buah, tekstur daging buah (tidak berair namun lembut), dan tentu saja rasa buah yang menjadi lebih baik (lebih manis). Jangan lupa untuk membungkus buah sedini mungkin sejak terbentuknya pentil buah untuk menghindari serangan lalat buah. Penggunaan kertas koran bekas maupun kertas bekas pembungkus semen adalah pilihan terbaik, dengan membungkus buah satu per satu karena ukurannya yang besar. Penggunaan kertas koran maupun kertas bekas pembungkus semen terbukti mampu menjaga buah dari serangan lalat buah sehingga tampilan kulit buah menjadi mulus sempurna. Pembungkus dari bahan plastik (plastik kresek, misalnya) mengakibatkan iklim mikro menjadi lembab dan bisa mengundang datangnya jamur, apalagi jika pembungkus plastik tersebut tidak diberi lubang angin sama sekali.





Kulit buah berwarna hijau muda kekuningan saat buah masak fisiologis dan siap untuk dikonsumsi, dan jika dikupas maka akan terlihat daging buah berwarna kuning dengan sedikit warna oranye di daging buah bagian dalam dekat kulit biji. Daging buah sangat tebal namun lembut karena seratnya sangat halus, sama sekali tidak meninggalkan rangkaian serat-serat di gigi saat daging buah dikunyah. Rasa manisnya sangat khas, tidak menyengat seperti namdokmai atau khiosawoei yang masak sempurna, dengan sensasi rasa masam yang tipis sekali, yang hanya muncul saat-saat tertentu ketika daging buah beradu dengan lidah. Karena ukurannya yang super jumbo, dibutuhkan 3 piring makan untuk menampung irisan daging dari 1 buah mangga saja, dan sepertinya, porsi daging buah sebanyak ini cukup untuk memenuhi kebutuhan 4 hingga 5 orang sekaligus, ruarrrrrr biasa.............





Biji mangga Mahathir tergolong sangat kecil dibanding ukuran buah secara keseluruhan, namun keping lembaga yang kecil tersebut terbungkus dalam kulit biji (pericarp) yang lumayan besar, memanjang dari bagian pangkal hingga ke ujung buah, namun hal ini tidak mempengaruhi persentase daging buah yang dapat dikonsumsi karena secara keseluruhan biji tersebut berukuran sangat tipis.






Jika ingin menanam mangga ini, pilihlah bibit yang diperbanyak secara klonal (bibit vegetatif) yang bukan berasal dari biji. Bibit vegetatif tersebut bisa dipilih mulai dari bibit okulasi (tempel mata), bibit sambung sisip (tempel ranting muda), bibit sambung pucuk (top grafting), maupun bibit sambung susuan dari tanaman induk terpilih. Bibit vegetatif ini pasti memiliki sifat genetik yang sama persis dengan sifat genetik tanaman induknya sehingga penanam akan memperoleh tanaman mangga yang benar-benar mangga Mahathir, sehingga investasi waktu yang dihabiskan untuk membesarkan hingga tanaman berbuah bisa terbayar.



Saturday 10 November 2012

Tips Membawa Entres (Batang Atas) Jarak Jauh


Entres (scion) atau calon batang atas adalah komponen terpenting selain calon batang bawah (rootstock)dalam proses pembuatan bibit sehingga ketersediaan entres dapat menjadi faktor pembatas yang menghambat proses tersebut. Jika pohon induk sebagai sumber pengambilan entres berada dalam lokasi yang sama dengan lokasi pembuatan bibit, tidaklah menjadi persoalan, namun jika pohon induk berada di lokasi yang berbeda, dalam kisaran jarak yang jauh, bahkan berada di propinsi, pulau atau negara yang berbeda, maka kemampuan untuk menjaga kesegaran (freshness) entres pasca pengambilan dalam durasi waktu yang cukup panjang, beberapa hari misalnya, akan menjadi kunci keberhasilan, di luar proses penyambungannya sendiri.

Dalam konteks hobby, pengambilan dan pengiriman entres dari tempat yang jauh juga perlu mendapat perhatian mengingat pertukaran entres antar penghobi tanaman yang berlainan kota tempat tinggal cukup sering dilakukan. Beberapa kawan bertanya ke saya, bagaimana cara yang tepat untuk membawa atau mengirimkan entres dari dan ke tempat yang jauh namun entres tersebut dapat tetap terjaga kesegarannya meski telah menempuh perjalanan panjang dalam kurun waktu tertentu ?

Berangkat dari hal tersebut, postingan kali ini membagi informasi dan tips perihal tersebut di atas sehingga dengan menggunakan tips ini, entres dapat dipertahankan kesegarannya sehingga dapat digunakan sebagai bahan tanaman baru dalam proses pembuatan bibit selanjutnya. Berikut ini adalah tips dasar dan cukup sederhana yang dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan masing-masing orang.

Berikut adalah langkah-langkah penyiapannya :





Pilih tunas ujung dari ranting-ranting pohon induk berkualitas. Entres harus diambil dari ranting yang berdaun tua, tanda bawa proses pertunasan sedang berhenti (dorman), dan sedapat mungkin dihindari untuk mengambil tunas ujung yang berdaun masih sangat muda (flush) atau ranting yang sedang bertunas. Semakin tua daun di ujung ranting, semakin besar persentase keberhasilan dalam proses penyambungan untuk pembuatan bibit baru.


Buang semua daun yang terdapat pada ranting dengan memotong tangkai daun menggunakan gunting tanaman yang tajam. Sisakan tangkai daun sepanjang kurang lebih 4-5 milimeter untuk melindungi mata tunas yang terdapat di setiap ketiak daun.



Kumpulkan entres yang telah dipotong daunnya menjadi satu. Jika dalam proses pengambilan tersebut terdapat tanaman yang berbeda jenis atau varietasnya, sebaiknya setiap ranting tersebut diberi label plastik yang ditulisi dengan tinta permanen untuk membedakan entres satu dengan entres lainnya, sekaligus memudahkan pemisahan pasca entres disambung ke batang bawah, di lokasi pembuatan bibit.



Siapkan kulit batang pisang (Jawa : gedebog) dengan ukuran panjang yang disesuaikan dengan panjang entres atau disesuaikan dengan kebutuhan, untuk memudahkan dalam proses pengepakan serta memudahkan selama perjalanan jika dibawa sebagai barang bawaan menggunakan transportasi umum (bis, kereta api, kapal laut, maupun pesawat udara).




Atur letak entres dalam gedebog dengan rapi, berselang-seling antara bagian ujung dengan bagian pangkal entres agar diperoleh tumpukan entres yang rapi, selain agar entres tidak terluka akibat gesekan selama proses perjalanan entres tersebut berlangsung. Jika dirasa terlalu panjang, entres dapat dipotong dengan ukuran yang lebih pendek sehingga ukuran gedebog yang digunakan sebagai "pembungkus" juga menjadi lebih pendek.


Lipat gedebog menjadi 3 bagian dengan salah satu bagian sedikit lebih panjang, yang nantinya berfungsi menjadi penutup bagian atas (seperti bagian penutup pada amplop surat), Pada foto ini, penutup berada pada bagian kiri. Ikat gedebog dengan tali rafia seerat mungkin tanpa menyisakan celah sedikitpun, di bagian samping pertemuan sisi atas dan sisi bawah gedebog. "Paket" berisi entres tanaman buah unggul siap dibawa ke mana saja. Dengan cara ini, entres mampu bertahan hidup setidaknya 5-6 hari sebelum disambungkan.



Setibanya di tempat pembuatan bibit, entres harus sesegera mungkin disambungkan ke batang bawah, semakin cepat entres disambung, semakin besar persentase keberhasilan pembuatan bibit tanaman. Bergantung pada keterampilan si penyambung dan kebiasaan setempat, entres dapat disambungkan ke batang bawah dengan metode okulasi (tempel mata), sambung sisip, sambung samping, maupun sambung pucuk
 
 
 Contoh entres mangga "srithong" dari Yogyakarta yang telah disambungkan ke batang bawah mangga lokal di tempat pembuatan bibit di Temanggung, menggunakan metode okulasi dan sambung sisip




Contoh entres klengkeng Diamond River "Jenderal" dari Yogyakarta yang disambungkan ke batang bawah klengkeng lokal di tempat pembuatan bibit di Temanggung, menggunakan metode okulasi (tempel mata)


Gedebog adalah batang semu yang dimiliki oleh keluarga pisang, dikatakan batang semu karena sesungguhnya gedebog adalah perpanjangan tangkai daun pisang yang berlapis-lapis, membentuk struktur seperti batang. Kandungan air pada gedebog pisang sangat tinggi sehingga ideal sebagai alat pengemas entres tanpa perlu membasahi gedebog itu sendiri maupun entresnya. Dengan kandungan air yang sangat tinggi, "suasana" dalam ruang kemasan menjadi "dingin" dan lembab sehingga entres dapat bertahan hidup dalam kurun waktu yang cukup lama. Sekali lagi, dari pengalaman, pengemasan dengan cara ini dapat mempertahankan kesegaran entres dalam kisaran waktu 5-6 hari pasca pengambilan entres dari pohon induk.

Selamat mencoba, dan pasti bisa !!

Friday 2 November 2012

Menyemai Biji Mangga untuk Batang Bawah (Rootstock)


Sebagai jenis buah yang sangat populer, perbanyakan bibit tanaman mangga adalah hal yang sangat penting dalam proses penyebaran jumlah tanaman mangga dari varietas-varietas unggul agar menjadi lebih cepat dan lebih banyak. Dari perspektif perbanyakan bibit tanaman buah mangga, penyediaan batang bawah (rootstock) adalah hal yang paling krusial, karena tanpa ketersediaan batang bawah, perbanyakan bibit mangga hanya dapat dilakukan dengan cara-cara tertentu (cangkok atau stek misalnya) yang hanya akan menghasilkan bibit tanaman dalam jumlah terbatas. Penyediaan batang bawah mangga dalam jumlah besar akan sangat membantu dalam menghasilkan bibit mangga dalam jumlah besar pula, khususnya jika metoda perbanyakan bibit tanaman yang dilakukan adalah metode okulasi (tempel mata tunas), meski sebenarnya metode selain okulasi juga dapat dilakukan, seperti metode sambung pucuk (top grafting), sambung samping (side grafting), maupun metode sambung sisi (bark grafting).

Berikut adalah contoh sederhana untuk menyiapkan bibit tanaman mangga asal biji (seedling) yang nantinya akan digunakan sebagai sediaan batang bawah (rootstock) dalam proses pembuatan bibit secara klonal (perbanyakan vegetatif), dimulai dari pemilihan buah mangga sebagai bahan utamanya hingga proses pembuatan bibit yang dikehendaki oleh pembuatnya.



Langkah pertama dalam penyiapan seedling untuk mangga adalah mencari varietas-varietas mangga-mangga lokal yang penyebarannya sangat luas di seluruh penjuru tanah air. Mengapa harus mangga lokal ? Mangga lokal sudah teradaptasi sangat lama dan terbukti mampu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan setempat, dengan beragam variasi iklim (khususnya di jumlah sebaran hujan dan intensitas penyinaran matahari), dan teradaptasi pada jenis-jenis dan kondisi tanah yang berbeda-beda di setiap daerah, serta kemampuan untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan dari waktu ke waktu di tempat di mana tanaman mangga tersebut ditanam. Buah mangga yang dipilih dapat berasal dari species Mangifera indica (seperti mangga : madu, lalijiwo, gedong, gedong gincu, podang, podang urang, endog, canting, golek, dermayu, dan lain sebagainya), maupun mangga yang berasal dari species Mangifera odorata yang beraroma tajam (seperti mangga : kueni, pakel, dan lain-lain). Varietas mangga-mangga lokal umumnya mempunyai sistem perakaran yang bagus sehingga mampu menunjang pokok tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Jika bagian atas dari mangga-mangga lokal tersebut disambungkan dengan varietas mangga-mangga unggul, maka diharapkan akan menghasilkan kombinasi secara fisik antara sifat-sifat baik di sistem perakaran dari mangga lokal dengan sifat-sifat baik dari varietas-varietas mangga unggul yang memang hendak ditonjolkan, misalnya : sifat genjah, produksi tinggi, tahan hama penyakit, kualitas buah yang istimewa, dan sebagainya.




Bersihkan daging buah dari kulit biji dengan cara mengerat daging buah yang melekat dengan arah mata pisau, tegak lurus searah permukaan biji, lalu cuci sampai bersih, kemudian jemur di bawah sinar matahari hingga kering.

Pengeringan biji dilakukan agar kulit biji (pericarp) yang keras dapat dibuka untuk mengeluarkan keping lembaga (kotiledon) yang ada di dalamnya. Pericarp adalah lapisan yang cukup keras yang melindungi keping lembaga yang lebih lunak, namun pericarp yang cukup keras tersebut menghambat proses perkecambahan (germinasi) kotiledon. Pada varietas-varietas tertentu, lapisan pericarp terlihat sangat keras karena lebih tebal dibanding varietas lainnya, namun terdapat pula  varietas-varietas  mangga lain yang pericarpnya jauh lebih tipis sehingga lebih mudah dibuka dan dilepaskan.



Potong ujung kulit bijidi bagian yang kosong (berongga),  agar keping lembaga yang berada di dalam pericarp dapat dikeluarkan. Pada beberapa varietas mangga lainnya, bagian yang kosong dan berongga justru bukan berada pada bagian ujung melainkan berada pada bagian pangkal sehingga bagian pangkal itulah yang dipotong. Masukkan bagian pisau yang runcing ke dalam celah bekas potongan di antara kulit biji tersebut dengan mata pisau menghadap ke atas dan iris sambungan kulit biji di bagian perut maupun bagian punggung biji (tergantung bagian mana yang lebih mudah diiris untuk dibuka), potong sambungan pericarp-nya dan belah kedua keping kulit biji dengan hati-hati agar tidak melukai keping lembaga yang berada di dalamnya.



Setelah kulit biji dibuka, akan ditemukan keping lembaga (kotiledon) dengan variasi bentuk yang bermacam-macam, tergantung varietas mangganya, dengan posisi calon akar (radicula) berada pada bagian bawah (perut).




Tampilan biji mangga yang sudah dibuka lapisan kulitnya (pericarp) dan keping lembaganya akan diambil untuk disemaikan



Bagian ini memperlihatkan kotiledon yang telah dipisahkan dengan pericarp-nya (contoh foto keping lembaga adalah varietas mangga canting asal kabupaten Tegal, Jawa Tengah)



 

Tampilan dari keping lembaga (kotiledon) yang siap untuk dikecambahkan dan tumbuh menjadi tanaman baru asal biji (seedling). Penghilangan pericarp akan mempercepat terjadinya proses perkecambahan (germinasi) antara 2 hingga 5 minggu dibandingkan dengan biji utuh yang tidak dihilangkan lapisan pericarp-nya. Selain lebih cepat, pertumbuhan bibit juga akan lebih seragam sehingga memudahkan dalam pemeliharaan.



Tanam keping lembaga dalam pot perkecambahan dengan posisi perut berada pada bagian bawah dan punggung berada pada bagian atas, tegak lurus permukaan media perkecambahan. Media perkecambahannya  merupakan campuran antara 1 bagian tanah, 1 bagian pasir kasar, dan 1 bagian sekam bakar atau sekam segar yang dibasahi dengan air secukupnya agar media perkecambahan menjadi lembab. Media dibuat se-porous mungkin agar keping lembaga mudah untuk mengeluarkan calon akar (radicula) maupun calon batang (plumula) dengan pertumbuhan yang lurus sempurna. Simpan pot perkecambahan di tempat yang teduh dan terlindungi dari sinar matahari penuh maupun hujan.




Dalam waktu 5 hingga 7 hari, keping lembaga akan mulai berkecambah, ditandai dengan keluarnya daun muda dan radicula. Jika daun telah terbentuk sempurna, pindahkan tanaman muda tersebut ke dalam polybag dengan media tanam berisi campuran antara 2 bagian tanah, 1 bagian pupuk kandang atau kompos, serta 1/2 bagian sekam bakar atau sekam segar. Tanaman muda dalam polybag lalu diatur di tempat pembibitan dengan penyinaran matahari penuh




Jika ingin ditanam langsung di dalam polybag, gunakan polybag berukuran kecil terlebih dahulu (ukuran 6x12 cm, misalnya), dengan media tanam 2 bagian tanah, 1 bagian pupuk kandang atau kompos, serta 1/2 bagian sekam bakar atau sekam segar. Atur letak kotiledon ke dalam polybag dengan posisi perut menghadap ke bawah (bagian punggung berada di bagian atas) dan jangan sampai terbalik karena akan menghambat pertumbuhan calon akar, calon daun, serta menghindari bengkoknya pertumbuhan akar utama. Tutup semua kotiledon dengan sisa media tanam dan siram dengan sedikit air  dan hindari penyiraman berlebih agar media tanam menjadi becek.




Atur polybag berisi semaian biji mangga ke dalam tempat yang memudahkan pengawasan dan jauh dari jangkauan hama-hama pengganggu yang nantinya mungkin menyerang tanaman muda tersebut, hama tikus misalnya. Jika dibuat dalam jumlah sedikit, polybag tersebut bisa diatur dalam pot kosong berukuran besar, misalnya pot berdiameter 40 atau 50 cm. Lakukan penyiraman secukupnya untuk menjaga kelembaban media tanam, namun hindari penyiraman berlebih agar biji yang disemai tidak mudah busuk.



Tanaman muda yang telah tumbuh dengan sehat diatur berjajar di tempat pembesaran pembibitan, dengan penyinaran matahari penuh agar calon batang bawah tersebut dapat tumbuh dengan normal dan dapat digunakan secepatanya sebagai batang bawah (rootstock) dalam proses pembuatan bibit mangga di tahap selanjutnya. Berikan pupuk NPK 20-10-10 dengan cara dikocor, dengan dosis 1 sendok teh pupuk NPK dilarutkan dalam 2 liter air dan diberikan secara teratur setiap 2 minggu sekali.



Saat tanaman mangga telah tumbuh membesar dengan diameter batang mencapai 7 mm, batang tersebut telah memenuhi syarat untuk diokulasi dengan mengambill entres (scion) dari pohon induk terpilih dengan varietas-varietas yang diinginkan, tergantung kepada tujuannya, apakah untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk produksi bibit-bibit mangga secara massal sebagai bahan perdagangan.




Empat minggu pasca okulasi, plastik pengikat telah dapat dibuka dan dua tingga minggu kemudian, mata tunas dari varietas mangga terpilih akan tumbuh membesar menjadi tanaman baru yang "menempel" di batang bawah yang ditanam sebelumnya.



 

Pembuatan bibit mangga juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode sambung sisip, yakni menempel ujung ranting muda dari varietas mangga terpilih untuk menghasilkan tanaman mangga yang baru yang sesuai dengan keinginan si pembuat.

Variasi metode yang lain adalah top grafting yang menyisipkan potongan ranting di antara batang bawah yang dibelah di bagian tengahnya

Apapun metode yang digunakan untuk membuat bibit mangga, disesuaikan dengan keinginan dan kebiasaan pembuat, namun intinya adalah sama, menghasilkan bibit mangga dari varietas mangga terpilih dengan menyambungkannya ke batang bawah yang telah dipersiapkan dan ditanam terlebih dahulu sebagai mana yang dibahas pada topik kali ini.




SELAMAT MENCOBA dan PASTI BISA !!!!

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More